PERKEMBANGAN MOTORIK: MODEL TEORITIKAL
Konsep Utama
Perkembangan motorik mungkin digambarkan, menggunakan jam pasir, sebagai proses tahap yang berkelanjutan dan saling melengkapi.
Fungsi utama teori adalah untuk menyatukan yang telah ada, menyusun fakta-fakta tersebut supaya memiliki makna. Perkembangan teori menyangkut fakta yang telah ada tentang organisme makhluk hidup dan memberikan perkembangan yang simetris tentang fakta tersebut. Sehingga, perumusan teori menyajikan dasar untuk pengujian fakta dan sebaliknya. Fakta bersifat penting tapi bukan merupakan sebuah ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan bergantung pada kemajuan teori dan pengumpulan fakta-fakta. Dalam studi tentang perilaku manusia, khususnya pada daerah yang mengalami perkembangan kognitif dan afektif, perumusan teori menjadi lebih penting dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Teori memiliki peran ganda yang penting pada kedua daerah ini; yaitu; teori telah disajikan dan terus disajikan sebagai pemersatu fakta-fakta yang telah ada dan sebagai dasar terbentuknya fakta-fakta baru (Bigge dan Shermis, 1992; Learner, 1986).
Sampai sekarang, minat terhadap perkembangan motorik telah diperhatikan dengan menerangkan dan membuat daftar data, dengan sedikit minat terhadap model perkembangan berperan terhadap keterangan teoritikal tentang perilaku dalam setiap jengkal kehidupan. Penelitian ini sangat perlu dan penting sebagai pengetahuan dasar kita. Tapi sebenarnya sedikit membantu kita untuk menjawab pertanyaan penting tentang apa yang sebenarnya terkandung didalam proses perkembangan motorik, dan bagaimana proses tersebut terjadi. Hanya ada beberapa model perkembangan motorik dan sedikit teori tentang perkembangan motor. Namun sekarang, sarjana di bidang perkembangan motorik menguji ulang pekerjaan mereka dengan lebih hati-hati walaupun penelitian kandas pada kerangka teoritikal. Maksud dari bab ini adalah untuk menyajikan model keseluruhan tentang perkembangan motorik, berdasarkan sudut pandang teoritikal khusus, untuk menggambarkan dan menerangkan perkembangan dan menyajikannnya sebagai dasar untuk membentuk fakta-fakta baru tentang aspek penting perilaku manusia.
4.1 Beberapa Model Teoritikal Perkembangan Motorik Secara Menyeluruh Yang Sudah Ada
Fungsi pertama model teoritikal perkembangan motorik harusnya untuk menyatukan fakta-fakta yang digunakan dalam studi. Fungsi kedua harusnya menyajikannya sebagai dasar untuk pembentukan fakta-fakta baru. Seseorang mungkin mengatakan bahwa fakta-fakta harus diinterpretasikan dengan lebih dari satu cara, yaitu dengan pandangan teoritikal yang berbeda. Hal ini mungkin saja dan diperlukan. Sudut pandang yang berbeda menghasilkan argumen dan debat teoritikal, yang sangat membantu dalam penelitian untuk membuat keterangan baru tentang interpretasi teoritikal yang berbeda dengan yang lainnya. Walaupun jika teoritikal lain tidak ada, para peneliti harus menentukan apakah hipotesa yang diambil dari teori bisa didukung secara eksperimen dan ekologis.
Teori harus mencakup semua penelitian dan ilmu pengetahuan termasuk studi tentang perkembangan motorik. Perkembangan teori harus bersifat deskriptif dan bersifat menjelaskan. Dengan kata lain, developmentalist (pengembang) harus menarik dibidang yang biasanya disukai oleh masyarakat pada umur tertentu (deskriptif), dan alasan yang membuat hal ini terjadi (penjelasan). Tanpa dasar teoritikal, penelitian di bidang perkembangan motorik atau dibidang lainnya cenderung menghasilkan fakta yang sempit. Namun, tanpa pengetahuan yang sudah ada (fakta), kita tidak bisa merumuskan teori, dan tanpa perumusan dan pengujian konstan terhadap teori, kita tidak bisa berharap akan peningkatan pemahaman dan kesadaran tentang fenomena yang kita sebut sebagai perkembanagn motorik.
4.2 Model Teoritikal Berusaha Untuk Menggambarkan dan Menerangkan Tingkah Laku dan Mungkin Induktif dan Deduktif Pada Alam
Sebuah teori adalah kumpulan-kumpulan pernyataan, konsep, atau prinsip yang menyatukan fakta dan berperan dalam pembentukan fakta baru. Model tahap perkembangan motorik disajikan pada bab ini tidak semata-mata berdasarkan pada pengumpulan fakta-fakta. Model tersebut akan dihasilkan dengan menggunakan metode induktif perumusan teori. Dalam metode induktif peneliti memulai dengan sekumpulan fakta dan kemudian berusaha untuk menemukan landasan teori untuk menyusun dan menerangkan teori tersebut. Metode deduktif yang digunakan di sini berdasarkan pada sebuah kesimpulan dan memiliki tiga kualifikasi utama. Pertama, teori harus menyatukan fakta-fakta yang sudah ada dan laporan tentang bukti-bukti empiris yang ada yang menunjang isi teori. Kedua, teori harus harus berperan dalam perumusan hipotesa yang bisa diuji dalam bentuk: jika......, maka......... Ketiga, teori harus diuji secara empiris; sehingga, hipotesis yang dites secara eksperimen akan memberikan hasil yang mendukung teori.
Dengan menggunakan metode deduktif daripada induktif, lebih membantu kita untuk melihat baiknya pengumpulan data menjadi bersatu dan dapat dimengerti secara keseluruhan. Juga membantu kita untuk mengidentifikasi informasi yag diperlukan untuk mengisi celah dalam teori atau untuk mengklarifikasi atau memperbaikinya. Tahap perkembangan motor yang diterangkan disini berdasarkan pada metode deduktif dan disajikan sebagai model perumusan teori. Dalam sesi berikut masing-masing fase akan digali dengan lebih detail.
4.3 Proses Perkembanagn Motor Mungkin Dilihat Sebagai Tahap Dan Tingkatan
Gerakan yang bisa diteliti dapat dibagi menjadi tiga kategori: gerakan pemantapan, gerakan lokomotorik, dan gerakan bersifat manipulasi, atau gabungan dari ketiganya. Dalam pemahaman yang lebih luas, gerakan pemantapan adalah gerakan yang membutuhkan tingkat keseimbangan (contohnya, semua aktivitas motorik yang keras). Dalam pemahaman yang lebih sempit, gerakan pemantapan adalah kegiatan yang bukan termasuk gerakan lokomotorik dan manipulasi. Kegiatan ini meliputi kegiatan seperti putaran, belokan, dorongan, dan tarikan yang tidak bisa dikelompokkan menjadi gerakan lokomotorik atau manipulasi. Dalam buku ini, stabilitas, sebagai kategori gerakan, dilihat sebagai lebih dari hanya sekedar kata tapi setidaknya sebagai hal yang bisa diterapkan pada semua gerakan. Stabilitas merujuk pada setiap kegiatan yang memberikan premium dalam mencapai dan mempertahankan keseimbangan seseorang yang berhubungan dengan gaya gravitasi. Sehingga, gerakan aksial (istilah lain yang terkadang digunakan untuk gerakan non-lokomotorik) dan sisipan dan gelindingan badan dimasukkan ke dalam gerakan pemantapan.
Kategori gerakan lokomotorik merujuk pada gerakan yang melibatkan perubahan posisi saat badan relatif pada titik yang tepat pada permukaan. Berjalan, melompat, lompatan, loncatan, atau lompatan panjang termasuk pada gerakan lokomotorik. Dalam penggunaan istilah, seperti aktivitas maju dan mundur mungkin termasuk dalam gerakan lokomotor dan gerakan stabilitas – disebut lokomotorik karena badan berpindah dari satu titik ke titik lain, disebut stabilitas karena premium dibutuhkan dalam mempertahankan keseimbangan dalam situasi keseimbangan yang tidak biasa.
Kategori gerakan manipulatif merujuk pada manipulasi motorik keras dan halus. Manipulasi motorik keras melibatkan kegiatan memberi gaya ke benda atau menerima gaya dari benda. Kegiatan seperti melempar, menangkap, menendang, dan menyepak benda, dan juga menjebak dan memukul merupakan gerakan manipulasi motor kasar. Gerakan manipulasi motorik halus meliputi gerakan yang melibatkan otot tangan dan otot pergelangan tangan. Seperti menjahit, memotong dengan gunting, dan mengetik. Banyak gerakan yang melibatkan gabungan dari gerakan stabilitas, lokomotorik, dan/atau manipulasi. Contohnya, lompat tali melibatkan lokomotorik (melompat), manipulasi (perulangan posisi tali), dan stabilitas (mempertahankan kesimbangan). Demikian juga, bermain sepakbola melibatkan kemampuan lokomotorik (berlari dan melompat), kemampuan manipulasi (menggiring, melewati, menendang, dan heading), dan kemampuan stabilitas (mengelak, meraih, berbalik, dan berputar).
Kesimpulannya, jika gerakan ditampilkan sebagai jalan masuk semua proses perkembangan motorik kemudian cara untuk mempelajari proses ini adalah dengan menguji rangkaian perkembangan kemampuan gerakan disetiap jengkal kehidupan. Tahap dan tingkatan perkembangan motor berikut akan didesain lebih detail sebagai model dalam studi ini. (lihat gambar 4.1 untuk penyajian visual tentang 4 tahap dan tingkatannya).
pemanfataan pemanfataan pemanfataan
kehidupan kehidupan kehidupan
sehari-hari rekreasi persaingan
PERKEMBANGAN TAHAPAN PERKEMBANGAN
PERIODE UMUR MOTORIK
14 tahun keatas tahapan pemanfaatan kehidupan
11-13 tahun TAHAP GERAKAN tahap penerapan
7 – 10 tahun KHUSUS tahap peralihan
6-7 tahun TAHAPAN GERAKAN tahap Dewasa (Matang)
4-5 tahun DASAR Tahap Dasar
2-3 tahun Tahap awal
1-2 tahun TAHAP GERAKAN DASAR Tahap Pra-awas
dari lahir – 1 tahun BELUM SEMPURNA Tahap Hambatan Refleks
4 bulan -1 tahun Tahap gerakan refleksif Tahap Penerimaan Informasi
masih janin – 4 bulan Tahap Penguraian Informasi
Gambar 4.1
Tahap Perkembangan Motorik
Tahap Gerakan Refleksif
Gerakan yang pertama kali dilakukan oleh janin bersifat refleksif. Refleks adalah gerakan yang bersifat tidak sengaja yang membentuk dasar tahap perkembangan motorik. Melalui kegiatan refleks, bayi dengan cepat mendapatkan informasi tentang lingkungannya. Reaksi bayi untuk menyentuh, melihat, mendengar, dan merubah tekanan dengan cepat merupakan gerakan yang tidak disengaja. Gerakan ini, yang bergandengan dengan pengalaman otak pada bulan pertama setelah kelahiran, berperan penting dalam membantu anak-anak untuk lebih mempelajari tubuhnya dan dunia luar.
Refleksif sederhana bisa dikelompokkan sebagai pengumpulan informasi, pencarian makanan, dan reaksi perlindungan. Dengan pengumpulan informasi, mereka membantu merangsang aktivitas dan perkembangan otak. Mereka mencari makanan dan perlindungan karena ada bukti bahwa mereka adalah tingkat genetik pertama di alam. Refleksif sederhana seperti mencari dan menyusu termasuk dalam mekanisme bertahan hidup sederhana. Tanpa mereka, bayi yang baru lahir tidak akanbisa mendapatkan makanan.
Refleksif Postural adalah bentuk kedua dari gerakan tanpa disengaja. Gerakan ini hampir sama dengan gerakan yang kelihatannya disengaja tapi sebenarnya tidak disengaja. Refleksif ini kelihatanya termasuk sebagai alat gerakan saraf motorik untuk mekanisme keseimbangan, lokomotorik, dan manipulasi yang akan digunakan selanjutnya untuk gerakan yang disadari. Melangkah dan merangkak refleks dasar, contohnya, menyerupai sikap berjalan dan merangkak sebelumnya. Refleks genggaman telapak tangan berhubungan erat dengan sikap menggenggam dan melepaskan dengan sengaja. Refeks otak kanan dan refleks bersandar berhubungan dengan kemampuan keseimbangan. Tahap refleksif perkembangan motorik dibagi menjadi dua bagian yang saling melengkapi.
4.4 Refleks adalah bentuk gerakan pertama pada manusia
Tahap Pemberian Informasi
Tahap penandaan (pengumpulan) informasi dalam tahap gerakan refleksif ditandai dengan aktivitas gerakan tanpa sengaja yang bisa diuji selama masa janin sampai bayi berumur 4 bulan. Selama tahap ini, pusat otak bawah mengalami peningkatan perkembangan daripada kulit luar motorik dan penting untuk gerakan janin dan gerakan setelah lahir. Pusat otak ini mampu menghasilkan reaksi refleks pada berbagai rangsangan dengan jumlah dan durasi yang berbeda. Sekarang refleks diaanggap sebagai cara bayi untuk mendapatkan informasi, mencari makanan, dan mendapatkan perlindungan melalui gerakan.
Tahap Penguraian Informasi
Tahap penguraian (memproses) informasi pada tingkatan reflek dimulai pada umur sekitar 4 bulan. Selama itu, ada hambatan yang berkelanjutan dalm gerakan refleks seiring dengan semakin tingginya perkembangan pusat otak. Pusat otak bawah melepaskan kontrol terhadap kerangka gerakan dan digantikan oleh aktivitas gerakan sadar yang ditangani oleh wilayah motorik kulit luar otak. Tahap penguraian informasi menggantikan aktivitas motorik pancaindra dengan kemampuan perseptual motorik. Sehingga, perkembangan kontrol sadar terhadap kerangka gerakan bayi melibatkan proses rangsangan pancaindra dengan penyimpanan informasi, bukan bereaksi untuk merangsang.
Bab 7 fokus pada refleks sederhana dan pestural karena berhubungan dengan tahap perkembangan pemberian dan penguraian informasi dan gerakan sadar.
4.5 Rangkain kemahiran kemampuan gerakan selama tahap gerakan dasar diperbaiki, tapi rata-ratanya tidak tetap.
Tahap Hambatan Refleks
Tahap hambatan refleks pada tahap pergerakan dasar mungkin dianggap sebagai permulaan kelahiran. Pada kelahiran, refleks mendominasi daftar gerakan.bayi. Kemudian, gerakan bayi meningkat dan dipengaruhi oleh perkembangan kuliat luar otak. Perkembangan kulit luar otak, dan berkurangnya hambatan lingkungan, menyebabkan beberapa gerakan refleks untuk dihindari dan berangsur-angsur hilang.
Tahap Pra-awas
Setelah berumur sekitar 1 tahun, anak-anak mulai melakukan ketelitian dan pengawasan terhadap gerakan mereka. Proses ini yang membedakan antara sistem pancaindra dan motorik dan penyatuan perseptual dan informasi motorik menjadi lebih bermakna dan berpadu secara keseluruhan. Perkembangan yang cepat pada proses kognitif dan motorik mendorong perolehan cepat terhadap kemampuan gerakan dasar pada tahap ini.
Tahap Gerakan Dasar
Kemampuan gerakan dasar pada anak-anak merupakan hasil pertumbuhan tahap perkembangan dasar pada bayi. Tahap perkembangan motorik tersebut mencerminkan saatnya anak-anak sudah terlibat dalam menggali dan mencoba kemampuan gerakan tubuh mereka.
4.6 Kemampuan Dan Pembatas Yang Terkandung Dalam Tugas, Individual, Dan Lingkungan Memiliki Pengaruh Yang Besar Terhadap Kemahiran Kemampuan Gerakan Dasar Yang Matang
Beberapa peneliti dan pengembang instrumen penilaian telah berusaha membagi gerakan dasar menjadi tahap rangkaian yang bisa diidentifiasi. Untuk tujuan model kita kita akan memperlihatkan tahap gerakan dasar seluruhnya yang memiliki tiga bagian tapi biasanya saling melengkapi: awal, dasar, dan dewasa. Tahap-tahap ini digambarkan dengan jelass secra singkat dan lebih detail pada bab 11.
Tahap Awal
Tahap awal fase gerakan dasar menyajikan tujuan pertama anak-anak ketika berusaha untuk menampilkan kemampuan dasar. Gerakan itu sendiri ditandai dengan bagian yang hilang atau yang tidak tepat, terbatas, dan penggunaan tubuh yang berlebihan, dan aliran yang kurang irama da koordinasi. Penyatuan gerakan ruang dan waktu juga kurang. Biasanya, gerakan lokomotorik, manipulasi, dan stabilitas pada anak berusia 2 tahun berada pada tahap awal. Beberapa anak mungkin melebihi level ini untuk tampilan beberapa bentuk gerakan, tapi kebanyakan masih berada pada tahap awal.
Tahap Dasar
Tahap dasar meliputi kontrol yang lebih besar dan koordinasi ritme gerakan dasar yang lebih baik. Ketepatan ruang dan waktu juga diperbaiki, tapi bentuk gerakan pada tahap ini pada umumnya masih terbatas atau berlebihan, walaupun dikoordinasi dengan lebih baik.
4.10 Proses Perkembangan Motorik Tidak Berlanjut Dalam Sistem Pembentukan Diri
Model perkembangan motorik jam pasir tidak bersifat satu dimensi, sehingga, tidak dipengaruhi oleh bidang kognitif dan afektif dari perilaku manusia. Tidak seperti penyajian jam pasir dua dimensi pada gambar 4.2 dan 4.3, jam pasir “sesungguhnya”disajikan hanya pada ruang tiga dimensi. Hasilnya, jam pasir sesungguhnyamemiliki tinggi, luas, dan kedalaman dan harus ditopang jika tetap tegak. Bayangkan, jika anda akan menjadi sebuah jam pasir berbentuk manusia yang ditopang oleh pilar kognitif, pilar afektif, dan pilar motorik. Jam pasir bersifat multidimensi; sehingga, ada interaksi tiga arah diantara bidang kognitif, afektif, dan motorik. Dengan kata lain, model jam pasir lebih dari model motorik. Model jam pasir merupakan perkembangan motorik yang mempengaruhi dan dipengari oleh berbagai faktor luas kognitif dan afektif yang beroperasi dalam diri seseorang dan dalam lingkungan.
Anda mungkin merasa itu membantu untuk menggambarkan proses motorik karena anda mengikuti sesi berikut ini yang berhubungan dengan perkembangan motorik pada bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Ingat, bahwa anda tidak harus menerima model ini. Model teoritikal hanyalah “model”. Karena mereka tidaklah sempurna, tidak tepat, dan tunduk pada pembuktian dan perbaikan. Yang penting adalah anda bisa menggambarkan bagaimana proses perkembangan motorik terjadi. Ingat, memahami perkembangan motorik membantu untuk menerangkan bagaimana proses belajar terjadi. Keduanya penting untuk pembentukan petunjuk yang efektif dan tepat yang bisa dikembangkan.
4.11 Memahami Proses Perkembangan Motorik Membantu Menerangkan Proses Belajar Kemampuan Dasar Gerakan Terjadi, Yang Berperan Penting Untuk Petunjuk Yang Tepat Dan Bisa Dikembangkan.
Kemahiran kompetensi dalam gerakan merupakan proses luas yang dimulai dengan gerakan refleksif awal pada bayi baru lahir dan berlanjut selama hidupnya. Proses yang mempengaruhi perkembangan seseorang dari tahap gerakan refleks, melalui tahap gerakan tidak sempurna dan gerakan dasar, dan akhirnya ke tahap perkembangan kemampuan gerakan khusus yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam tugas, individual, dan lingkungan.
Kamampuan gerakan refleks dan dasar kebanyakan berdasarkan pada kematangan. Mereka muncul dan hilang dengan teratur, hanya menyimpang dalam kemunculannya. Hal itu terjadi, namun bentuk dasar yang penting tentang kemampuan gerakan dasar sudah dikembangkan.
Kemampuan gerakan dasar merupakan bentuk gerakan dasar yang mulai berkembang seiring dnegan anak mulai bisa berjalan sendiri dan berpindah engan bebas pada lingkungannya. Kemampuan dasar lokomotorik, manipulasi, dan stabilitas ini berjalan pasti, proses yang bisa diteliti dari masa belum dewasa sampai dewasa. Tahap dalam fase ini meliputi tahap awal, dasar, dan dewasa. Pencapaian tahap dewasa sebagaian besar dipengaruhi oleh kesempatan untuk mempraktekkan, dorongan, dan petunjuk dalm lingkungan yang membantu perkembangan proses belajar. Pada situasi yang tepat, anak-anak mampu menunjukkan tahap dewasa dengan sanat luasmayoritas pada bentuk gerakan dasar untuk anak berusia 6 tahun. Kemampuan gerakan dasar anak sekolah sering dikembangkan secara tidak sempurna. Sehingga, tingkat dasar membutuhkan kesempatan yang baik untuk mengembangkan kemampuan gerakan dasar mereka menuju tahap dewasa. Kemampaun gerakan yang sama akan diperkaya dan diperbaiki untuk membentuk kemampuan gerakan khusus yang lebu\ih tinggi seperti rekreasi, persaiangan, dan tugas sehari-hari dalam hidup.
Perkembangan tahap gerakan khusus merupakan intisari dalam menjelajahi tahap dasar. Kemampuan khusus bersifat lebih tepat daripada kemampuan dasar. kemampuan khusus sering melibatkan gabungan kemampuan gerakan dasar dan membutuhkan ketepatan yang lebih besar. Kemampuan khusus melibatkan 3 tahap yang saling berhubungan. Tahap peralihan biasanya terjadi apda anak di tingakt 3 sampai 5. Pada level ini, anak-anak dilibatkan dalam penerapan perdana gerakan dasar mereka melalui olahraga. Jika kemampuan dasar yang digunakan dalam aktivitas olahraga tertentu bukan untuk tahap dewasa, anak-anak akan berusaha untuk mengurangi bentuk gerakan tahap dewasa dan dasar. Jelas bahwa dengan melibatkan anak-anak dalam perbaikan kemampuan berolahraga sebelum mereka mencapai tahap dewasa tidaklah bijaksana. Ketika hal ini terjadi, gerakan tidak sempurna yang ditemukan dalam bentuk dasar akan terus terbawa selama latihan olahraga yang sama. Pada kenyataanya anak-anak akan mengalami kemunduran terhadap ciri khasnya sendiri. Hal ini penting bahwa pengajaran dan pelatihan secara sensitif tergabung dalam hal ini.
Ketika kita melihat prose perkembangan motorik, kita perlu melihat kembali pada pandangan teoritikal sebelumnya. Masing-masing dari kita perlu memiliki kerangka teoritikal untuk digunakan sebagai dasar tindakan kita. Tidaklah penting bagi anda untuk menyetujui kerangka teoritikal yang disajikan pada buku ini. Model jam pasirmerupaka cara kita untuk merefleksikan proses perkembangan motorik dan implikasinya untuk kehidupan. Apakah kerangka teoritikal anda? Bagaimana kerangka tersebut mempengaruhi pengajaran, pelatihan, dan didikan anda dan sekarang mempengaruhi pribadi anda?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
As reported by Stanford Medical, It's really the SINGLE reason this country's women live 10 years more and weigh 19 kilos lighter than we do.
BalasHapus(And realistically, it has totally NOTHING to do with genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING about "how" they are eating.)
BTW, What I said is "HOW", not "what"...
TAP on this link to see if this short test can help you release your true weight loss potential